Partai Seks Dari Australia Mengancam Gugat Google - Partai Seks Australia mengancam menggugat mesin pencari raksasa Google ke pengadilan lantaran menolak mempublikasikan iklan-iklan kampanye mereka.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Pendiri partai itu sekaligus calon dalam pemilihan sela di Negara Bagian Melbourne, Fiona Patten mengaku sangat marah atas penolakan Google itu. Apalagi, keputusan itu keluar beberapa hari menjelang pemilihan. Mantan pelacur ini menuding Google tidak konsisten dengan aturan mereka. "Kami telah mengirim rekaman iklan ke situs ALP dan Greens, mereka menayangkan semua," kata Patten kepada situs Diggs.com.
Google awalnya mengatakan kepada Patten, mereka tidak mengizinkan pengumpulan dana kecuali bebas pajak. Namun Patten menegaskan Partai Seks Australia diakui pemerintah dan semua sumbangan buat mereka sudah dipotong pajak.
Meski gagal beriklan di Google, Partai Seks Australia berhasil meraih posisi ketiga dari 16 kandidat. Mereka meraup 6,6 persen dari seluruh suara sah. Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Pendiri partai itu sekaligus calon dalam pemilihan sela di Negara Bagian Melbourne, Fiona Patten mengaku sangat marah atas penolakan Google itu. Apalagi, keputusan itu keluar beberapa hari menjelang pemilihan. Mantan pelacur ini menuding Google tidak konsisten dengan aturan mereka. "Kami telah mengirim rekaman iklan ke situs ALP dan Greens, mereka menayangkan semua," kata Patten kepada situs Diggs.com.
Google awalnya mengatakan kepada Patten, mereka tidak mengizinkan pengumpulan dana kecuali bebas pajak. Namun Patten menegaskan Partai Seks Australia diakui pemerintah dan semua sumbangan buat mereka sudah dipotong pajak.
Selama kampanye, partai ini berjanji melegalkan industri seks di Negeri Kanguru itu. Mereka juga berkomitmen melegalkan semua penggunaan obata terlarang oleh individu di muka umum.
Dalam wawancara dengan radio ABC sebelum pemilihan, Patten mengatakan dia memang sangat perhatian terhadap isu seks selama hidupnya. "Saya kira industri seks memiliki peran sangat penting dalam feminisme," ujarnya.
Sumber