Selain mengembangkan komponen mekatronika untuk robot, para peneliti juga ingin robotnya mampu berinteraksi secara alami dengan orang. Mereka berfokus pada pembelajaran interaktif melalui observasi, instruksi lisan, dan sikap yang memerlukan interaksi multimodal seperti pengenalan suara, dialog pengolahan, dan persepsi visual dari instruktur manusia. Oleh karena itu robot ini dapat mengenali kata-kata baru, benda, dan orang-orang. Selain itu juga robot ini dapat mengenali bagaimana seseorang bergerak dan memanipulasi objek dengan melacak dan menganalisis poin-poin penting pada tubuh manusia seperti posisi sendi seperti orang melakukan tugasnya.
Karena belum adanya perangkat lunak pada saat itu maka tim peneliti membuat perangkat lunak simulasi dengan nama OpenGrasp yang memungkinkan mereka untuk mensimulasikan kinematika dari tangan robot, obyek, sifat-sifat material, gaya dan momen, serta hambatan di dekat obyek. simulasi kemudian dapat mencoba untuk menentukan pegangan paling stabil. memperhatikan di mana jari-jari robot akan memegang objek.
Banyak hal yang dapat dipelajari seperti : ukuran dan berat, rasa, tekstur, suhu, dan apakah itu keras atau lembut. ARMAR-III dapat menggunakan semua sensor untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan objek dalam proses yang disebut proprioseptif. Kameranya dapat mendeteksi fitur, bentuk, dan warna, sedangkan sensor taktilnya dapat mengukur obyek, kekakuan atau kelembutan. Mikrofon dapat mendengarkan suara sebuah objek. dan kedepannya bisa mencium bau, dan rasa.
Dikutip dari Plasticpals ARMAR-III mampu mengambil kotak sereal dari lokasi yang tidak diketahui, dan mengambil cangkir warna di laboratorium. Selain itu robot ini juga dapat mengerjakan tugas-tugas yang lebih kompleks seperti memuat dan membongkar mesin cuci piring, membawa peralatan daput dan lain sebagainya. Mungkin robot ini lebih cocok disebut robot pembantu rumah tangga di masa depan.