Printer jaman sekarang kualitas cetaknya semakin bagus, namun headnya semakin mudah rusak. Hal ini adalah sebuah konsekuensi yang mau tidak mau harus diambil oleh produsen printer, karena semakin halus hasil cetak, berarti membutuhkan head printer dengan kemampuan cetak pixel per inch yang semakin besar. Akibatnya, head printer menjadi semakin halus, yang berarti juga semakin mudah mampet, yang akhirnya rusak. Apalagi bila dipakai dengan tinta yang tidak dikhususkan oleh produsen printer tersebut (tinta original).
Jajaran printer yang paling laku di pasaran adalah yang kelas rumahan atau mainstream. Dalam jajaran ini termasuk seri Canon IP 1880 dan Epson C90. Termasuk juga jajaran multifungsi murah meriah seperti MP 160 dan seri seri di atasnya.
Canon seri Pixma IP 1200 – IP 1880 sekarang ini mengalami masalah utama ‘cartridge unrecognice’ atau cartridge tidak dikenal. Printer dapat tidak mengenali sama sekali cartridge yang kita instal, kemungkinan penyebabnya antara lain rusaknya bagian belakang dari cartridge yang berupa lempeng tembaga sensitif yang berfungsi sebagai perantara transfer data dari printer ke head printer.
Kondisi ini memaksa kita untuk mengganti cartidge asli. Hal ini berlaku juga dengan printer yang sudah memakai tinta infus. jajaran Cartidge Canon IP1200 – 1880 sangat susah untuk di refil. Pembolongan cartidge bisa berakibat rusaknya cartridge, karena kemasukan angin.
Sementara infus printer saat ini agak lumayan menghemat karena paling tidak mencapai perbandingan ganti 1 : 4. Artinya, seharusnya kita harus mengganti cartidge original 4 kali, dengan infus, kita hanya ganti 1 kali.
Pemakaian tinta asli/original/genuine, hampir mustahil dilakukan. Hal ini dikarenakan sekali ganti (satu set ; color and black) mencapai harga sekitar dibawah Rp. 500.000,- tidak jauh beda dengan harga printer baru.
Menurut produsen printer, hal ini dikarenakan riset untuk tinta lebih banyak memakan biaya dari pada riset untuk memproduksi printer inkjet. Atau itu hanya alasan yang sifatnya akal-akalan. Karena sangat tidak masuk akal kan harga sebuah printer katakanlah sekitar Rp. 550.000,-, sementara harga tinta/cartridge original yang menyertainya sudah mencapai sekitar Rp. 500.000,- Tidak mungkin biaya produksi sebuah printer kurang dari Rp. 100.000,- Kemungkinan terbesar adalah dilakukannya subsidi pada penjualan
unit printer, dengan harapan pendapatan diperoleh dari pembelian cartridge original.
Hal yang kurang lebih sama atau malah lebih parah terjadi pada printer merk Epson. Pada Epson C90 yang tintanya sudah DuraBrite dan jajaran printer Epson lainnya, ada pengaturan tinta berupa indikator/counter tinta. Apabila indikaator tinta sudah memperlihatkan batas ambang habis, maka printer akan berhenti bekerja. Walaupun sebenarnya masih ada tinta yang masih tersisa dalam cartridge.
Pada seri-seri printer Epson sebelumnya, ada alat yang dinamakan 'reseter'. jadi, kita tinggal mereset cartridge yang sudah 'nol' agar didapat kondisi counter seperti cartridge baru. Akal-akalan ini dipakai untuk merefil cartridge. Cartridge yang tintanya sudah habis, disuntik dengan refil ink yang banyak dan gampang ditemui di pasaran. Pada seri Epson C90, jangan harap bisa mereset tinta. Cartridge yang sebenarnya masih berisi tinta akan mogok dipakai bila counter tinta sudah menunjukkan angka ‘kandas’. Maka anda harus beli cartridge asli yang sekali beli (satu set 4 cartidge) hampir sama dengan harga 1 unit printer. Bisa juga diinfus dengan memakai chips special, yang sayangnya sampai saat ini belum dapat dipastikan keberhasilannya.
Kemudian, dengan semakin praktisnya dunia ini berjalan. Berbondong-bondong produsen printer memproduksi printer multifungsi, misalnya Canon MP 160. Dikatakan multifungsi karena selain untuk mencetak dokumen (termasuk foto dll), printer multifungsi biasanya bisa juga dipakai untuk menscan dokumen. pada beberapa multifungsi yang lain, malah bisa digunakan sebagai mesin foto copy bahkan untuk fax.
Sayangnya, tahukah anda ada kondisi yang agak mengganggu apabila printer multifungsinya rusak. Misalnya, MP 160 Canon blink (full tank) printernya, maka scannernya juga ikutan rusak alias tidak dapat digunakan. Kemudian, begitu juga dengan multifungsi epson, kalau tintanya habis, ganti cartridge asli dulu baru bisa menscan. Jadi, kalau dana anda tidak terbatas benar, dan ruang kerja anda masih lumayan luas, lebih ekonomis untuk membeli printer dan scanner secara terpisah. Karena dari seluruh perlengkapan PC, printer termasuk perlengkapan yang paling mudah rusak.
Kemudian, bicara mengenai nilai ekonomis sebuah printer. Refil cartridge dan infus printer menjadi pilihan yang masuk akal bagi sebahagian orang di Indonesia, India dan Cina. Ke 3 negara raksasa di Asia ini tercatat sebagai negara yang paling merugikan Canon dan Epson, hehehehe.
Dan ajaibnya, banyak berkembang sebuah pemikiran yang sebenarnya agak keliru mengenai tinta refil ini. Dari yang berbentuk jarum suntik atau botolan 75 cc, 100 cc, 300 cc atau 1 liter, yah sudah tentu tidak ada yang original atau genuine. Mana mungkin Epson atau Canon atau Hp mengeluarkan tinta refil. Bunuh diri itu namanya. Nah, yang ada adalah tinta refil merk Data Print, BluPrint, E-Print, Alvacia dll yang mengaku mempunyai kualitas paling mendekati aslinya.
Menurut pengalaman sih, dari semua merk refil beken tersebut, tidak ada satupun yang pantas disandingkan dengan yang original/genuine. Mau merk apa juga pasti gak bakal menyamai kualitas cetak tinta asli. Lalu kalau begitu, mengapa tidak memilih tinta refil generik? yang biasanya tanpa merk karena masuknya dengan drum-drum berliter-liter, yang kemudian dikemas sendiri oleh pedagang pengecer. Malahan banyak pedagang menempelkan merknya sendiri pada tinta refil generik yang dijualnya. Toh kualitasnya sama saja, mau compatible atau apa kek, semuanya tidak original/genuine. Makanya saat ini banyak sekali merk tinta refil yang beredar di pasaran, antara lain miracle, spink, fullcolors dll.
Demikian juga dengan kertas foto. Baik yang mette, glosssy maupun silky. Kalo mau hasil cetaknya paling sempurna yah pakai saja kertas asli/original. Tapi kalau mau sekedar have fun cetak foto dari Hp atau camera digital yang tidak ditargetkan tahan sampai 100 tahun atau harus dicelup kedalam air. Banyak kok kertas foto dengan harga yang masih masuk akal kantong kita, Yah itu tadi, misalnya kertas foto premium merk Spektrum, BluePrint, E-print atau Mitsubishi.
Jadi, sebenarnya banyak cara untuk menyiasati mahalnya biaya cetak printer. yang tentu saja tidak bisa diharapkan sama mulusnya dengan pemakaian cartridge asli dan kertas foto asli (genuine). Namun, infus dan kertas foto 'merk lain' ini ternyata sangat membantu kreativitas anak-anak sekolahan yang tau sendiri lah, kantongnya cenderung pas-pasan.
Kalau sudah kaya gini, sudah pakai tinta infus, ngapain juga mempermasalahkan merk tintanya? Korban iklan banget kan?! Sepanjang tinta tidak genuine, mau disebut compatible atau apa, tetap saja sama. Hasil print paling bagus pasti pakai yang genuine.
Dan satu lagi, kreativitas anda dalam mendesign, mengolah foto, sangat menentukan hasil cetak yang anda inginkan. Saat semuanya serba mahal, kita harus jeli dan pinter menyiasati.
Sedikit Mengenali Printer Inkjet+Infus
Pengguna Printer Inkjet+Infus Semakin bertambah banyak dari tahun ke tahun, apakah karena disebabkan oleh mindset yang sudah tertanam pada orang kebanyakan jika melihat Printer yang di Infus akan jauh lebih hemat dan praktis karena menggunakan system supply tinta yang lebih banyak dan sudah terhubung pada cartridge sehingga tidak perlu melakukan penggantian. Namun pada kenyataannya tidak sepenuhnya tidak seperti itu, karena tidak sedikit pengguna Printer Infus yang mengeluh karena banyaknya permasalahan yang terjadi pada Printer Inkjet+infus, seperti Printhead mampat/tersumbat, Cartridge tidak terdeteksi oleh Printer, Bocor,Hasil cetak yang tidak memuaskan, selang Infus sering nyangkut, dan yang lainnya.
Apakah Anda sudah memilih keputusan yang tepat atau tidak jika memilih Printer inkjet+Infus untuk keperluan Printing Anda, tepat atau tidaknya Anda sendiri yang menentukan, karena jika Anda hanya ingin memakai Printer yang tinggal pakai dan tidak mau repot dengan masalaha yang sering terjadi, lebih baik Anda jangan Memilih Printer Inkjet+Infus, namun jika Anda ingin menghemat biaya printing dan selalu mau mencari informasi mengenai tips dan trik megenai Printer terutama untuk Printer inkjet+Infus berarti Anda sudah memilih dengan tepat. Memang benar dengan Printer Inkjet+Infus bisa jauh lebih menghemat biaya dibanding menggunakan Cartridge original ataupun Refill, namun penghematan tersebut harus Anda bayar dengan sedikit pengetahuan mengenai tips dan trik Printer inkjet+Infus, jadi pada dasarnya tidak ada kerugian atau keuntungan menggunakan Printer Inkjet+Infus, karena tergantung dari Prioritas Anda apakah kualitas, waktu, atau biaya.
Kesimpulannya jika Anda memilih untuk menggunakan Printer Inkjet+Infus harus siap dengan terjadinya masalah yang akan lebih sering terjadi dibanding menggunakan Cartridge original ataupun Refill/Recycle, namun hal ini bisa diminimalisir jika Anda mengetahui tips dan trik mengenai Printer inkjet+infus, sehingga biaya printing dengan menggunakan Printer Inkjet+Infus akan lebih hemat dan praktis dibanding menggunakan Cartridge Original, Refill, Recycle, atau Compatible.
"mudah-mudahan infonya bisa bermanfaat,,"