Wanita Tewas Karena Hapus Tato

Sebagian orang beranggapan tato adalah seni melukis tubuh. Namun siapa sangka karena tato seorang wanita di Purwokerto tewas.

Memiliki tato sudah menjadi hal umum dalam masyarakat , akan tetapi masih banyak pula orang yang memiliki stigma negatif terhhadap tato. Mungkin hal inilah yang menyebabkan Sinta Dewi berniat menghapus tatonya namun apa daya bukan hanya tato yang hilang tapi juga nyawanya terenggut. Rabu (18/4/2012). Sinta tewas setelah kejang-kejang karena disuntik obat penghilang rasa sakit sebanyak 10 kali.

"Sebelum dilaser dia disuntik dulu. 1 Tato, 5 kali suntikan. Sedangkan dia punya tiga tato di badannya. Saat tato yang kedua dihapus dia sudah mengeluh sama saya kalau dia pusing," kata Mujiati, rekan korban yang ikut mendampingi korban menghapus tatonya,

Menurut Mujiati, sebelum berangkat Sinta masih dalam keadaan sehat dan tidak mengeluh apa-apa. Dia mengeluh saat sedang dilakukan pembersihan tato yang kedua.

"Dari sini sehat fit, tidak ada apa-apa. Jam 2 siang langsung digarap. Dia punya tato ada 3, di punggung kiri, lengan kiri dan pinggang kanan. Saat dua-duanya sudah dilaser dan tinggal yang di lengan dia mengaluh pusing," jelasnya.

Dia menjelaskan setelah mengeluh pusing, Sinta langsung kejang-kejang dan sekarat lalu meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.

"Sekitar pukul 15.30 WIB, dia disuntikin lagi, lalu mau dilaser. Tapi langsung kejang sekarat sekitar seperempat jam, lalu dia langsung meninggal. Jadi pas dibawa ke rumah sakit Sinta sudah meninggal," ungkap Mujiati.

Orang tua Sinta tidak menyangka jika anaknya yang selama ini dikenal baik meninggal dalam keadaan menghapus tato. Mereka juga tidak mengetahui jika selama ini Sinta mempunyai 3 tato di tubuhnya.

"Saya baru tahu setelah sampai di sini. Pukul 1 siang kemarin Sinta sempat menelepon saya menanyakan keadaan keluarga dan tanya ibu sudah makan atau belum," kata Turiem, ibunda Sinta dengan raut sedih.

Sinta adalah anak ke 3 dari 5 bersaudara. Dia sudah mempunyai suami, namun karena pekerjaan, dia terpisah dengan keluarganya. Suaminya tinggal di Perbalan, Purwosari, Semarang.

Sementara, pihak kepolisian Polres Banyumas yang akan melakukan autopsi di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto sempat kesulitan. Pasalnya keluarga tidak mengizinkan jenazah Sinta diautopsi.

Pihak kepolisian saat ini masih berkoordinasi dengan ahli-ahli autopsi di rumah sakit untuk mengetahui jenis kandungan yang disuntikkan ke tubuh korban. Tersangka saat ini sudah ditahan di Polres Banyumas untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 




Sumber